Akhirnya aku mendapatkan apa yang aku cari selama ini, yakni batu Klawing Panca Warna di sungai Klawing Purbalingga. Batuan Panca Warna merupakan jenis batu yang memiliki kualitas poles bagaikan cermin. Seperti diketahui di Purbalingga ditemukan batu bernilai tinggi yang
disebut sebagai batu Le Sang Du Christ (batu darah Kristus) dan potongan
batu hasil buatan manusia zaman prasejarah di wilayah Bobotsari dan
disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Klawing. Selain itu juga
ditemukan artefak batu prasejarah Panca Warna.
Sujatmiko, yang juga dosen Fakultas Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menjelaskan, pada bagian luar dari bongkah batu Panca Warna yang dipotret termasuk dalam jenis jasper hijau Klawing.
Masuk sedikit ke dalam, tampak bercak-bercak seperti tetesan atau cipratan darah. Lebih ke dalam lagi, bercak-bercaknya menyatu bagaikan awan kumulus dengan corak memikat dan warna beragam antara lain coklat, kuning, merah, hijau, biru, dan putih.
Dikemukakan Sujatmiko, batu hijau Klawing tampak dilengkapi dengan hiasan mineral berwarna putih kehijauan yang memancar begitu indahnya bagaikan sinar mentari. Mineral yang memancar ini ternyata sangat reaktif dengan HCl sehingga susunan kimianya dari keluarga besar karbonat . Selain itu, jelas Sujatmiko, mineral ini tergores oleh mineral fluorit yang kekerasannya hanya empat skala Mohs.
“Meskipun berat jenisnya belum sempat diuji, namun kami sudah bisa memprediksi bahwa mineral berstruktur radial tersebut adalah mineral keluarga karbonat jenis Aragonite. Mineral Aragonite semacam ini pernah ditemukan oleh KRCB di Singajaya, Garut, dalam urat-urat jasper berwarna merah dan hijau,” kata Sujatmiko.
Dijelaskan Sujatmiko, hasil uji gemologi terhadap mineral berwarna hijau yang menyelimuti mineral radial Aragonite ternyata bukan jenis jasper hijau melainkan kalsedon hijau. Hal ini dibuktikan oleh sifat tembus cahayanya dimana potongan setebal 2 mm yang kemudian dibuat batu permata berbentuk kabocon ternyata tembus cahaya alias translusen.
Sujatmiko, yang juga dosen Fakultas Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menjelaskan, pada bagian luar dari bongkah batu Panca Warna yang dipotret termasuk dalam jenis jasper hijau Klawing.
Masuk sedikit ke dalam, tampak bercak-bercak seperti tetesan atau cipratan darah. Lebih ke dalam lagi, bercak-bercaknya menyatu bagaikan awan kumulus dengan corak memikat dan warna beragam antara lain coklat, kuning, merah, hijau, biru, dan putih.
Dikemukakan Sujatmiko, batu hijau Klawing tampak dilengkapi dengan hiasan mineral berwarna putih kehijauan yang memancar begitu indahnya bagaikan sinar mentari. Mineral yang memancar ini ternyata sangat reaktif dengan HCl sehingga susunan kimianya dari keluarga besar karbonat . Selain itu, jelas Sujatmiko, mineral ini tergores oleh mineral fluorit yang kekerasannya hanya empat skala Mohs.
“Meskipun berat jenisnya belum sempat diuji, namun kami sudah bisa memprediksi bahwa mineral berstruktur radial tersebut adalah mineral keluarga karbonat jenis Aragonite. Mineral Aragonite semacam ini pernah ditemukan oleh KRCB di Singajaya, Garut, dalam urat-urat jasper berwarna merah dan hijau,” kata Sujatmiko.
Dijelaskan Sujatmiko, hasil uji gemologi terhadap mineral berwarna hijau yang menyelimuti mineral radial Aragonite ternyata bukan jenis jasper hijau melainkan kalsedon hijau. Hal ini dibuktikan oleh sifat tembus cahayanya dimana potongan setebal 2 mm yang kemudian dibuat batu permata berbentuk kabocon ternyata tembus cahaya alias translusen.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.