Mungkin sosok seperti Kapolres Ketapang,
Kalimantan Barat AKBP Agus Setiyoko ini jarang-jarang ada di kepolisian.
Agus bersepeda sejak Juli lalu, sejak dia bertugas di Ketapang,
Kalimantan Barat. Sebelumnya dia berdinas di Bareskrim Polri.
“Ini sejak mulai dinas di sini. Juli lalu,” terang Agus , pada Senin (15/9/2014). Bayangkan saja, saat berdinas di Jakarta dia biasa naik commuter line dan ber-Metro Mini ria atau ber-Kopaja. Kini setelah mendapat tugas baru di Ketapang, Agus biasa ngonthel ke kantornya.
Agus menuturkan, awalnya saat datang ke Ketapang dia melihat ada sepeda teronggok di gudang. Agus kemudian memperbaiki sepeda itu. Setelah dirasa bisa digunakan, Agus mencobanya.
Awalnya, banyak yang bilang gaya dia ngonthel itu pencitraan, tapi Agus tak ambil pusing. Sejak di Jakarta dia biasa naik kendaraan umum, kini di Ketapang di tempat dinas barunya dia ingin bersepeda ria. “Ada yang bilang pencitraan, tapi ya biarin saja lah. Saya dulu dari rumah di BSD ke kantor naik commuter line, kemudian naik Kopaja atau Metro Mini ke KPK atau ke Mabes Polri,” terang polisi yang pernah berdinas di pasukan perdamaian PBB di Sudan ini. “Di sini panas, tapi nggap sepanas di Sudan. Saya paling pakai motor kalau kunjungan ke pelosok di sini,” tambahnya.
Agus, bersepeda setiap hari berangkat dari rumahnya pukul 06.45 WIB. Dia berboncengan dengan anaknya yang masih SD. “Jadi saya nganterin anak saya yang SD ke sekolah. Kalau anak saya yang SMA naik sepeda di belakang ngikutin saya,” tuturnya. “Naik sepeda sekalian nganter anak yang masih SD ke sekolah. Terus ke kantor, paling 10-15 menit gowes. Lamanya di jalan, mampir ke warung atau ke rumah warga. Ngobrol dengar masukan mereka. Ada yang nanya bikin SIM bagaimana, dan lain-lain,” terang Agus yang kagum dengan manajemen mantan Dirut KAI Ignasius Jonan yang mengubah wajah kereta api.
Agus berseragam lengkap saat bersepeda. Menurutnya bersepeda sehat dan dia bisa menyapa masyarakat. Mobil dinas atau motor tak digunakannya, kecuali bila terpaksa.
Agus menegaskan, dia tak memaksakan budaya bersepeda ini ke anak buahnya di Ketapang. Semua terserah kepada mereka, karena bila sesuatu dilaksanakan dengan perintah dia khawatir ada yang tak ikhlas. Jadi Agus sendiri, di tengah tudingan yang tidak-tidak soal budaya bersepeda yang dilakukannya tetap maju terus. “Saya sih alhamdulillah saja. Yang penting bisa ngobrol, silaturahmi dengan warga,” tutupnya.
“Ini sejak mulai dinas di sini. Juli lalu,” terang Agus , pada Senin (15/9/2014). Bayangkan saja, saat berdinas di Jakarta dia biasa naik commuter line dan ber-Metro Mini ria atau ber-Kopaja. Kini setelah mendapat tugas baru di Ketapang, Agus biasa ngonthel ke kantornya.
Agus menuturkan, awalnya saat datang ke Ketapang dia melihat ada sepeda teronggok di gudang. Agus kemudian memperbaiki sepeda itu. Setelah dirasa bisa digunakan, Agus mencobanya.
Tak Ambil Pusing Dianggap Pencitraan
Awalnya, banyak yang bilang gaya dia ngonthel itu pencitraan, tapi Agus tak ambil pusing. Sejak di Jakarta dia biasa naik kendaraan umum, kini di Ketapang di tempat dinas barunya dia ingin bersepeda ria. “Ada yang bilang pencitraan, tapi ya biarin saja lah. Saya dulu dari rumah di BSD ke kantor naik commuter line, kemudian naik Kopaja atau Metro Mini ke KPK atau ke Mabes Polri,” terang polisi yang pernah berdinas di pasukan perdamaian PBB di Sudan ini. “Di sini panas, tapi nggap sepanas di Sudan. Saya paling pakai motor kalau kunjungan ke pelosok di sini,” tambahnya.
Agus, bersepeda setiap hari berangkat dari rumahnya pukul 06.45 WIB. Dia berboncengan dengan anaknya yang masih SD. “Jadi saya nganterin anak saya yang SD ke sekolah. Kalau anak saya yang SMA naik sepeda di belakang ngikutin saya,” tuturnya. “Naik sepeda sekalian nganter anak yang masih SD ke sekolah. Terus ke kantor, paling 10-15 menit gowes. Lamanya di jalan, mampir ke warung atau ke rumah warga. Ngobrol dengar masukan mereka. Ada yang nanya bikin SIM bagaimana, dan lain-lain,” terang Agus yang kagum dengan manajemen mantan Dirut KAI Ignasius Jonan yang mengubah wajah kereta api.
Lebih Mudah Serap Saran dan Kritikan Warga
Agus berseragam lengkap saat bersepeda. Menurutnya bersepeda sehat dan dia bisa menyapa masyarakat. Mobil dinas atau motor tak digunakannya, kecuali bila terpaksa.
Kapolres Ketapang AKBP Agus Setiyoko
selama menggowes sepeda onthel untuk pergi ke kantor justru merasa bisa
lebih dekat dengan masyarakat. Keluh kesah, kiritik, dan saran dia
terima dari warga tentang kepolisian.
Tak sedikit masyarakat yang menyampaikan
keluhan anggotanya. Agus meminta agar masyarakat bila berurusan dengan
polisi tak menggunakan uang. Karena bagaimanapun, masyarakat juga harus
bisa membantu polisi untuk bisa baik. “Saya minta masyarakat tak memberi uang
kalau ditilang. Jadi semua sesuai prosedur hukum. Dengan komunikasi
bersama masyarakat, semua jadi terbuka, nggak ada prasangka lagi,” jelas
Agus yang juga kerap blusukan ke daerah pelosok di Ketapang.
Agus menegaskan, dia tak memaksakan budaya bersepeda ini ke anak buahnya di Ketapang. Semua terserah kepada mereka, karena bila sesuatu dilaksanakan dengan perintah dia khawatir ada yang tak ikhlas. Jadi Agus sendiri, di tengah tudingan yang tidak-tidak soal budaya bersepeda yang dilakukannya tetap maju terus. “Saya sih alhamdulillah saja. Yang penting bisa ngobrol, silaturahmi dengan warga,” tutupnya.
(sumber: detik)
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.