Diam-diam sebuah prototype mobil nasional sedang dikembangkan di Jawa
Tengah. Dua bulan lagi, proyek Kendaraan Angkutan Umum Murah (KAUM) itu
akan membuahkan hasil. Kaum adalah proyek rintisan hasil kolaborasi
Kementerian Perindustrian, Universitas Negeri Semarang, dan PT Triangle
Motorindo (VIAR). “Dua bulan lagi mobil sudah bisa diluncurkan. Sebuah platform KAUM
berupa mobil pick up 800 cc,” kata Heru Sugiantoro, Research and
Development PT Triangle Motorindo, usai audiensi dengan Gubernur Jateng
Ganjar Pranowo di Gubernuran, Selasa (14/10).
Heru menunjuk PT Karya Paduyaksa Tegal sebagai pembuat chassis dan PT ABC Bawen di Kabupaten Semarang sebagai pembuat karoseri dengan konsultan art design PT New Armada Magelang. Komponen lain seperti knalpot dibuat orang Purbalingga, karet-karet pesan dari perusahaan di Semarang, dan beberapa komponen mesin dibuat di Karanganyar. “Dari seluruh provinsi, Jateng paling potensial sebagai produsen mobil. Kami juga mengembangkan transfer teknologi mesin. Dua tahun lagi sudah bisa membuat mesin sendiri,” katanya.
Kendala utama mobnas selain serangan luar adalah kebijakan pemerintah Indonesia sendiri. Heru menyebut, chassis buatan Tegal lebih bagus dan kuat dibanding buatan Tiongkok, tapi harganya lebih mahal. Hal ini karena PT Krakatau Steel menjual besi lebih mahal di pasar dalam negeri daripada pasar Internasional. Selain itu industri mobnas terancam oleh tingginya ongkos produksi yang disebabkan regulasi pajak berganda.
Gubernur Jateng Pak Ganjar Pranowo menunjukkan desain mobil KAUM |
Setelah mobil nasional (mobnas) seperti Timor, Bimantara, Maleo, Perkasa Texmaco, Bakry B97, hingga V Power, dan terakhir Esemka yang ditumpaki Jokowi dari
Solo ke Jakarta, sekaligus telah mengantarkannya menjadi Gubernur DKI
sekaligus Presdien RI terpilih dan kini semua entah bagaimana kabarnya,
hilang tanpa bekas dihempas ombak kepentingan politik dan kelompok
tertentu demi keuntungan jangka pendek dan kepentingan kapitalis asing,
kini sebuah prototipe mobnas baru tengah (kembali) dikembangkan di Jawa
Tengah dalam bentuk kendaraan angkutan umum murah (KAUM) yang kabarnya ditargetkan akan segera terwujud dalam waktu dua bulan ke depan.
Geliat
industri mobnas kalau tak boleh dibilang mati suri, pasang-surut terus
berlanjut. Baru muncul dan diharapkan bisa menjadi angin segar, baik
bagi p rodusen maupun konsumen, langsung menghilang begitu saja. Hal itu
tidak lepas dari pernas serta negara indistri mobil raksasa asing
seperti Jepang, Korea, Jerman, dan Amerika Serikat yang tak akan
membiarkan begitu saja kemucnulan mobnas di negara-negara yang memiliki
pangsa pasar cukup besar seperi Indonesia. Para pemodal besar ini akan
berusaha sekuat tenaga dan rela melakukan segala cara untuk membendung
kemunculan mobnas. Yang sudah muncul dimatikan, yang baru akan muncul
dihentikan.
Menghadapi
tekanan super berat seperti ini, pelaku industri mobnas tentu tak ingin
mengulang kejadian lama, dimatikan, diberangus dan dihentikan di tengah
jalan. Oleh karena itu perintisan mobnas di Jawa Tengah memilih
kendaraan angkutan umum murah (KAUM) dengan sasaran segmen pedesaan untuk menghindari persaingan “mematikan” dengan industri mobil raksasa.
Platform mobnas KAUM
yang digawangi oleh PT Triangle Motorindo (VIAR) bersama Kementerian
Perindustrian dan Universitas Negeri Semarang ini adalah mobil pikap 800
cc dengan chassis terbuka yang biasanya hanya ada untuk truk dan bus.
Industri mobil luar negeri tidak menggarap model ini sehingga pasar
masih sangat terbuka dan relatif lebih aman. Karena jelas industri besar
seperti Jepang belum bermain pada segmen ini, agar aman dan bisa
berkembang. Selain itu,
keunggulan program ini adalah membuat mobil yang 100 persen Indonesia.
Ia diklaim berbeda dari mobnas sebelumnya yang menggunakan mesin dan
komponen luar, bahkan ada yang hanya perakitannya di Tanah Air.
Heru menunjuk PT Karya Paduyaksa Tegal sebagai pembuat chassis dan PT ABC Bawen di Kabupaten Semarang sebagai pembuat karoseri dengan konsultan art design PT New Armada Magelang. Komponen lain seperti knalpot dibuat orang Purbalingga, karet-karet pesan dari perusahaan di Semarang, dan beberapa komponen mesin dibuat di Karanganyar. “Dari seluruh provinsi, Jateng paling potensial sebagai produsen mobil. Kami juga mengembangkan transfer teknologi mesin. Dua tahun lagi sudah bisa membuat mesin sendiri,” katanya.
Kendala utama mobnas selain serangan luar adalah kebijakan pemerintah Indonesia sendiri. Heru menyebut, chassis buatan Tegal lebih bagus dan kuat dibanding buatan Tiongkok, tapi harganya lebih mahal. Hal ini karena PT Krakatau Steel menjual besi lebih mahal di pasar dalam negeri daripada pasar Internasional. Selain itu industri mobnas terancam oleh tingginya ongkos produksi yang disebabkan regulasi pajak berganda.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.