Dari bekal semangat, serta perhatian yang tinggi dari
dalam diri saya terhadap sarana transportasi publik, maka saya mencoba
untuk berbagi mengenai “Kenapa kita harus menggunakan transportasi
publik?”. Setidaknya hal tersebut dapat merubah pola pikir kita yang
selama ini “dimanjakan” oleh kendaraan pribadi sebagai dampak dari
murahnya biaya Bahan Bakar, sehingga berakibat pada meningkatnya
kemacetan, polusi, dan inefisiensi tenaga serta waktu akibat kendaraan
pribadi.
Keberadaan Transportasi Publik di
Indonesia kali ini sedang menjadi perhatian lebih dari para stakeholder,
baik pemerintah, masyarakat, maupun pelaku usaha. Jumlah penduduk yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun, menyebabkan beban jalan yang
digunakan untuk mobilitas penduduk dari suatu daerah ke daerah lain
menjadi semakin meningkat. Untuk itu diperlukan sarana mobilitas yang
cepat, efisien, namun dapat mengangkut banyak penumpang. Transportasi
Publik yang cepat, efisien, dan massrapid (mengangkut masal)
diantaranya adalah ; Kereta Api, Monorail, Subway, Light Rail, Busway,
Bis Kota, Bis Antar Kota Antar Propinsi, Double Deck Bus, Commuter Line
Rail, Tram, dsb.
Di
negara maju dan beberapa negara berkembang, sarana transportasi publik
yang tersedia sangat sinergis serta nyaman juga begitu dihargai dan
dijadikan tulang punggung oleh masyarakat, selain transportasi publik
memberikan harga yang relatif murah, juga mampu mengangkut banyak
penumpang dalam satu waktu dibandingkan dengan kendaraan pribadi.
Transportasi Publik di negara maju mengutamakan kenyamanan dan keamanan
yang extra, selain dari pada itu sinergitas antara jenis transportasi
publik satu dengan yang lainnya dapat mempermudah akses mobilitas
masyarakat.
Jumlah
penggunaan kendaraan pribadi dapat ditekan dengan tersedianya layanan
transportasi publik, bagaimana Jepang mengkoneksikan seluruh lokasi
hanya dengan transportasi publik yang saling bersinergi, Bandara-Bandara
Internasional dibangun bersinergi dengan Kereta Listrik, Bis Kota, dan
Monorail, sehingga masyarakat tidak ambil pusing kendaraan mana yang
ingin digunakan karena semua pilihan telah tersedia tentunya dengan
harga yang berbeda sesuai dengan kecepatan dan kenyamanan nya.
Lain Jepang dan Singapura, lain
pula di Indonesia, pola transportasi publik di Indonesia belum
sesempurna Jepang dan Singapura, perkembangan transportasi publik di
Indonesia seperti berjalan di tempat, PT. Kereta Api Indonesia yang
menjadi operator tunggal sarana angkut massal belum mampu menjawab
kebutuhan masyarakat untuk mempercepat mobilitas mereka. Koneksi antara
daerah di Indonesia terutama di pulau Jawa masih dominan dipegang oleh
kendaraan bermotor baik itu roda empat maupun roda dua, begitu pula
mobilitas barang atau logistik masih dominan menggunakan Truk-Truk
besar. Tentunya jumlah penduduk di pulau Jawa yang begitu besar serta
kota-kota yang ada berkembang begitu pesat seiring pertambahan jumlah
penduduk apabila tidak diiringi dengan Pembangunan Transportasi Publik
yang efisien dan efektif, yang terjadi adalah biaya perjalanan yang
meningkat, waktu yang tidak efisien, kemacetan, polusi, konsumsi BBM
yang tidak produktif, serta masih banyak lagi.
Masalah yang terjadi dalam pengelolaan transportasi publik di Indonesia begitu kompleks, salah satu indikator nya adalah sinergitas, aksesibilitas, serta kenyamanan.
PT. Kereta Api Indonesia yang diwariskan oleh Belanda dengan jumlah
Asset Kereta Api yang luar biasa besar, diantaranya Rel Kereta Api yang
menghubungkan kota-kota besar di pulau Jawa, Stasiun Kereta, Gedung
Perkantoran Kereta Api, Dll, belum mampu bersinergi baik dengan
transportasi lain yang tersedia baik di Stasiun Keberangkatan maupun
Stasiun Tujuan. Untuk menuju ke Stasiun seseorang perlu menggunakan
kendaraan bermotor, ditambah dengan jarak stasiun yang jauh dari rumah,
begitu pula ketika tiba di stasiun tujuan, Sehingga calon penumpang akan
kesulitan untuk mengakses stasiun. Kesulitan akses inilah yang
mengakibatkan masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi dibandingkan
dengan menggunakan jasa kereta api, dengan dalih bahan bakar premium
ataupun solar yang relatif murah serta begitu banyak pilihan kendaraan
irit bahan bakar maka masyarakat cenderung menggunakan kendaraan
pribadi, oleh karena itu tidaklah heran jika kita melihat tingginya
volume kendaraan terutama di kota-kota besar.
Kondisi transportasi publik
Indonesia yang jauh dari sempurna, menjadikan permasalahan utama mengapa
masyarakat cenderung lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi,
selain privasi lebih terjaga, juga tidak repot apabila membawa barang
yang cukup banyak. Andaikan pola transportasi publik Indonesia
sesempurna seperti apa yang diterapkan di Singapura dan Jepang, mungkin
akan lebih banyak lagi orang yang akan naik transportasi publik di
Indonesia, dan penggunaan kendaraan bermotor pun akan semakin berkurang.
Mungkin
itu adalah apa yang saya impikan dahulu, sebelum saya sadar bahwa
transportasi publik memegang peranan penting dalam mobilitas masyarakat.
Yang saya pikirkan pada waktu itu apakah saya akan terus terdiam dan
tidak akan pernah sadar bahwa transportasi publik itu penting?. Untuk
kasus apabila saya bepergian sendiri menggunakan mobil pribadi, beban
transportasi yang saya keluarkan akan lebih tinggi dibandingkan dengan
saya menggunakan bis atau kereta api.
Saya
Mencoba Menjabarkan Keuntungan dan Kelemahan antara Transportasi Publik
dan Kendaraan Pribadi dari apa yang saya alami selama ini.
Jika Menggunakan Transportasi Publik;
Keuntungan
- Biaya Rendah (Low Cost) jika pergi sendiri;
- Tidak Cape / Karena Tinggal Duduk;
- Membantu Mengurangi Kemacetan Jalan;
- Beberapa Transportasi Publik Mempercepat Perjalanan (Kereta Api).
Kelemahan
- Jika pergi sekeluarga bawa banyak barang akan repot;
- Tidak Cocok bagi mereka yang mengutamakan privasi;
- Tidak Cocok bagi mereka yang mengutamakan life style menggunakan mobil pribadi;
Jika Menggunakan Kendaraan Pribadi;
Keuntungan
- Privasi lebih terjamin;
- Biaya akan rendah jika bepergian satu keluarga dan tidak repot;
- Kendaraan pribadi menunjukan status sosial sesorang serta life style seseorang.
Kelemahan
- Bersiap terhadap kemacetan;
- Biaya perawatan kendaraan yang harus kita bayar secara rutin;
- Kondisi jalan di Indonesia yang tidak sebaik di Eropa;
- Lelah dan Capek jika pergi sendiri;
- Biaya akan tinggi jika pergi sendiri.
Maka
dari beberapa poin yang saya alami sendiri diatas, perlahan mindset
saya terhadap penggunaan transportasi publik pun berubah, saya lebih
menghargai keberadaan transportasi publik di Indonesia meskipun
keberadaannya masih jauh dari kesempurnaan, namun yang saya lakukan
adalah saya menanamkan mindset terlebih dahulu kedalam pikiran saya,
apabila menggunakan transportasi publik itu jauh lebih menguntungkan
maka tidak ada salahnya saya akan menggunakan jasa tersebut.
Diluar
konteks kondisi transportasi kita yang berantakan, kondisi jalan yang
macet terutama di Ibukota, keberadaan Kereta Api muncul menjadi
primadona baru bagi masyarakat Indonesia, seolah Kereta Api menjadi
pemecah masalah Kemacetan di pulau Jawa saat ini. Maka tidak heran jika
PT. Kereta Api Indonesia melakukan begitu banyak perombakan, baik dari
sisi sistem maupun kondisi sarana dan prasarana. Kereta Api menjadi
andalan utama saya dan istri untuk bepergian antar kota di pulau jawa,
terutama untuk berlibur, selain karena biaya yang dikeluarkan akan lebih
murah dibandingkan saya menggunakan mobil pribadi, kenyamanan dan
keamanan pun lebih terjamin dengan Kereta Api terutama jika menggunakan
Kereta Api Eksekutif.
Selain
Kereta Api antar kota, untuk Jabodetabek sendiri sudah tersedia Kereta
Api Commuter Line, dimana jasa angkut bagi kaum Commuter / Urban ini
sangat menguntungkan bagi penggunanya dari sisi waktu maupun uang,
kenyamanan Commuter Line pun terjamin, karena PT. Kereta Api Concern
terhadap ketepatan waktu dan kenyamanan. Meskipun tidak sesempurna MRT
di Singapura, Japan Railway di Jepang, serta Monorail di Malaysia,
namun keberadaan Commuter Line ini menjadi tolak ukur kebangkitan
Transportasi Massal di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan keseriusan
dalam rencana pembangunan MRT di Ibukota, Pembangunan Jalur Kereta Api
Bandara, serta rencana proyek pengaktifan kembali jalur-jalur mati
Kereta Api di pulau Jawa. Saya pikir we are on the right track, kita harus konsisten dalam pengembangan transportasi massal yang bersinergi satu sama lain, perubahan mindset menjadi “PENGGUNA TRANSPORTASI PUBLIK”
itu harus ditanamkan semenjak dini, kesadaran menggunakan transportasi
umum menjadi jawaban yang tepat untuk mengurangi pemborosan penggunaan
Bahan Bakar, mengurangi polusi, kemacetan, serta mengurangi biaya
pengangkutan barang / Logistik. Mindset itu perlu ditanamkan ke seluruh
stakeholder yang ada di Indonesia, Pemerintah, Swasta, serta Masyarakat
perlu menyadari pentingnya menggunakan transportasi publik. Pemerintah
yang membangun dari dana swasta dan masyarakat, maka pihak Swasta dan
Masyarakat pun akan diuntungkan dengan adanya pola transportasi yang
bersinergi, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pun akan semakin
tumbuh positif.
Mari Budayakan menjadi Pengguna Transportasi Publik
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.