Pada 18 Oktober 1911, 102 tahun lalu, konstruksi sebuah kapal besar resmi dimulai di Mare Island Naval Shipyard, Vallejo, California. Dihadiri langsung Presiden Amerika saat itu, William H Taft. Tak sampai setahun, pada 14 Agustus 1912, bahtera itu diluncurkan dengan nama USS Jupiter. Jupiter bertugas melengkapi armada Korps Marinir AS pada Perang Dunia I. Mengangkut kargo, batubara, kadang pasukan. Tugasnya dinyatakan berakhir pada 24 Maret 1920.
Lalu sejarah baru dimulai, Jupiter diubah menjadi kapal induk pertama milik Amerika Serikat di Norfolk, Virginia. Pada 11 April 1920, ia berganti nama menjadi USS Langley, sebagai penghormatan atas jasa Samuel Pierpont Langley -- astronom, fisikawan, pelopor aeronautika, dan insinyur pesawat terbang AS. USS Langley mendapat nomor lambung CV-1. Ditugaskan untuk kali pertamanya di bawah komando Kenneth Whiting pada 24 Maret 1920.
Jangan bandingkan Langley dengan kapal induk AS yang ada saat ini -- yang besar, bobot lebih dari 100 ribu ton kuat, dan ditenagai nuklir. Langley hanya memiliki berat 11.500 ton. Misinya saat itu adalah melakukan eksperimen -- bagaimana cara terbaik agar pesawat bisa lepas landas dan mendarat di sebuah bidang terbang terbatas dan yang terus bergerak.
"Langley adalah platform dari mana penerbang Angkatan Laut AS, yang dipandu oleh Kapten Joseph M Reeves, mengembangkan teknik operasi dan teknik yang esensial menentukan kemenangan dalam Perang Dunia II," demikian diungkap Pusat Sejarah Angkatan Laut AS, US Naval Historical Center, seperti Liputan6.com kutip dari CNET, 17 Oktober 2013. Langley tidak dibangun dari awal, tapi konversi dari sebuah kapal yang tugasnya sama sekali tak glamor -- mengangkut batu bara dan kargo: USS Jupiter.
Apapun, Langley adalah sebuah inovasi. "Kapal AL pertama yang didorong oleh oleh motor listrik, merupakan prototipe rekayasa untuk sistem propulsi listrik yang digunakan dalam kapal AL lebih dari dua dekade berikutnya." Pada awal 1937, Langley yang teknologinya sudah disalip kapal induk yang lebih besar dan cepat, beralih fungsi menjadi pengangkut pesawat amfibi.
Tenggelam di `Tjilatjap`
USS Langley berakhir ditempat nan jauh. Di perairan selatan Jawa tepatnya di Cilacap. "Tjilatjap (Cilacap) digunakan sebagai lokasi evakuasi personel tentara Sekutu dan warga negara Belanda," demikian Liputan6.com kutip dari situs Pacific Wrecks.
Pada tanggal 27 Februari 1942, Sekutu berencana mengirimkan pesawat yang dibutuhkan dalam rangka mempertahankan Jawa dari cengkeraman Jepang. Maka, USS Langley ditugaskan mengirim 32 pesawat P-40 Warhawks, para pilot, kru, dan perlengkapan lainnya. Ia berangkat dari Fremantle, Australia, 22 Februari 1942. Butuh waktu 5 hari baginya untuk tiba di pelabuhan kecil di Cilacap.
Dini hari itu, 27 Februari 1942, Langley bertemu dengan kapal pendampingnya -- dua kapal perusak anti-kapal selam, USS Whipple dan USS Edsall. Beberapa jam kemudian, saat hari sudah terang, kala waktu menunjuk pukul 11.40, Langley yang berada di 121 km selatan Cilacap jadi target serangan 9 pesawat bomber milik Jepang. Serangan pertama gagal, yang kedua meleset.
Pada serangan ketiga, Langley tak berdaya. Lima ledakan sekaligus menghantamnya. Tak cuma itu, diperkirakan 16 kru yang ada di dalamnya tewas. Bagian atas Langley terbakar hebat, kemudi rusak, ruang mesin dibanjiri air laut. Ia tak lagi mampu bergerak dan terjebak. Pukul 13.32 perintah untuk meninggalkan kapal disahkan. Kapal yang mengiringinya lantas menembakkan peluru dan 2 torpedo ke arahnya -- untuk memastikan Langley tak jatuh ke tangan musuh. Ia lalu tenggelam.
Nasib nahas Langley diikuti 2 kapal lainnya. Awak kapal USS Langley yang dipindah ke USS Pecos hilang saat kapal itu tenggelam di rute menuju Australia. Sementara, 31 dari 33 pilot yang ditugaskan ke Pursuit Squadron Ke-13 hilang bersama USS Endsall saat kapal itu karam -- ketika menjawab panggilan darurat dari Pecos.
Pada tanggal 8 Maret 1942, Cilacap diduduki oleh Jepang. Dan hari berikutnya giliran seluruh Jawa. Upaya Sekutu yang gagal mempertahankan kekuasaan atas Jawa harus dibayar mahal. Dengan nyawa banyak tentara, pelaut, dan pilot. Juga karamnya sejumlah kapal -- terutama Langley yang bersejarah.
Sumber: Liputan6.com
Lalu sejarah baru dimulai, Jupiter diubah menjadi kapal induk pertama milik Amerika Serikat di Norfolk, Virginia. Pada 11 April 1920, ia berganti nama menjadi USS Langley, sebagai penghormatan atas jasa Samuel Pierpont Langley -- astronom, fisikawan, pelopor aeronautika, dan insinyur pesawat terbang AS. USS Langley mendapat nomor lambung CV-1. Ditugaskan untuk kali pertamanya di bawah komando Kenneth Whiting pada 24 Maret 1920.
Jangan bandingkan Langley dengan kapal induk AS yang ada saat ini -- yang besar, bobot lebih dari 100 ribu ton kuat, dan ditenagai nuklir. Langley hanya memiliki berat 11.500 ton. Misinya saat itu adalah melakukan eksperimen -- bagaimana cara terbaik agar pesawat bisa lepas landas dan mendarat di sebuah bidang terbang terbatas dan yang terus bergerak.
"Langley adalah platform dari mana penerbang Angkatan Laut AS, yang dipandu oleh Kapten Joseph M Reeves, mengembangkan teknik operasi dan teknik yang esensial menentukan kemenangan dalam Perang Dunia II," demikian diungkap Pusat Sejarah Angkatan Laut AS, US Naval Historical Center, seperti Liputan6.com kutip dari CNET, 17 Oktober 2013. Langley tidak dibangun dari awal, tapi konversi dari sebuah kapal yang tugasnya sama sekali tak glamor -- mengangkut batu bara dan kargo: USS Jupiter.
Apapun, Langley adalah sebuah inovasi. "Kapal AL pertama yang didorong oleh oleh motor listrik, merupakan prototipe rekayasa untuk sistem propulsi listrik yang digunakan dalam kapal AL lebih dari dua dekade berikutnya." Pada awal 1937, Langley yang teknologinya sudah disalip kapal induk yang lebih besar dan cepat, beralih fungsi menjadi pengangkut pesawat amfibi.
Tenggelam di `Tjilatjap`
USS Langley berakhir ditempat nan jauh. Di perairan selatan Jawa tepatnya di Cilacap. "Tjilatjap (Cilacap) digunakan sebagai lokasi evakuasi personel tentara Sekutu dan warga negara Belanda," demikian Liputan6.com kutip dari situs Pacific Wrecks.
Pada tanggal 27 Februari 1942, Sekutu berencana mengirimkan pesawat yang dibutuhkan dalam rangka mempertahankan Jawa dari cengkeraman Jepang. Maka, USS Langley ditugaskan mengirim 32 pesawat P-40 Warhawks, para pilot, kru, dan perlengkapan lainnya. Ia berangkat dari Fremantle, Australia, 22 Februari 1942. Butuh waktu 5 hari baginya untuk tiba di pelabuhan kecil di Cilacap.
Dini hari itu, 27 Februari 1942, Langley bertemu dengan kapal pendampingnya -- dua kapal perusak anti-kapal selam, USS Whipple dan USS Edsall. Beberapa jam kemudian, saat hari sudah terang, kala waktu menunjuk pukul 11.40, Langley yang berada di 121 km selatan Cilacap jadi target serangan 9 pesawat bomber milik Jepang. Serangan pertama gagal, yang kedua meleset.
Pada serangan ketiga, Langley tak berdaya. Lima ledakan sekaligus menghantamnya. Tak cuma itu, diperkirakan 16 kru yang ada di dalamnya tewas. Bagian atas Langley terbakar hebat, kemudi rusak, ruang mesin dibanjiri air laut. Ia tak lagi mampu bergerak dan terjebak. Pukul 13.32 perintah untuk meninggalkan kapal disahkan. Kapal yang mengiringinya lantas menembakkan peluru dan 2 torpedo ke arahnya -- untuk memastikan Langley tak jatuh ke tangan musuh. Ia lalu tenggelam.
Nasib nahas Langley diikuti 2 kapal lainnya. Awak kapal USS Langley yang dipindah ke USS Pecos hilang saat kapal itu tenggelam di rute menuju Australia. Sementara, 31 dari 33 pilot yang ditugaskan ke Pursuit Squadron Ke-13 hilang bersama USS Endsall saat kapal itu karam -- ketika menjawab panggilan darurat dari Pecos.
Pada tanggal 8 Maret 1942, Cilacap diduduki oleh Jepang. Dan hari berikutnya giliran seluruh Jawa. Upaya Sekutu yang gagal mempertahankan kekuasaan atas Jawa harus dibayar mahal. Dengan nyawa banyak tentara, pelaut, dan pilot. Juga karamnya sejumlah kapal -- terutama Langley yang bersejarah.
Sumber: Liputan6.com
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.