Mungkin Anda tak pernah berpikir kenapa nama vitamin menggunakan urutan alfabeta. Ternyata nama vitamin dengan urutan huruf itu mempunyai riwayat panjang.
Melansir Gizmodo, Selasa 1 April 2014, penamaan vitamin itu sudah dimulai pada awal abad ke 19. Berawal dari pendalaman peneliti atas daya tahan binatang terhadap penyakit didorong oleh adanya suatu zat.
Salah satu peneliti awal, Cornelius Adrianus Pekelharing pada 1905 berpendapat susu pada hewan memiliki beberapa zat yang belum dikenali dan secara kuantitas sangat kecil. "Itu dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perawatan normal," ujar Pekelharing berpendapat. Belakangan zat ini diakui dinamai dan mengandung vitamin.
Kemudian pada 1912, saat studi ilmiah meningkat, Casimir Funk mengisolasi sebuah faktor organik yang digambarkan sebagai amine (semacam asam amino). Mengingat unsur ini sangat penting untuk kehidupan, Funk mengkombinaskan dua kata itu untuk memberikan istilah vitamin.
Sedangkan ide penamaan vitamin yang menggunakan urutan alfabeta dapat dilacak pada tesis karya Cornelis Kennedy pada 1916. Kennedy merupakan pihak yang pertama kali menggunakan nama A dan B untuk menandakan pokok makanan yang baru. Namun ternyata, sang mentor Kennedy, Elmer McCollum diketahui sebagai sumber asli untuk penamaan vitamin itu. McCollum lah yang disebutkan menemukan nama vitamin A.
Awalnya, penamaan vitamin meliputi lemak dan air yang dapat dilarutkan. Tapi mengingat nama nomenklatur ilmiah itu agak susah dipakai, maka zat pokok makanan itu kemudian disederhanakan sebagai vitamin A,B, C dan lainnya.
Saat pertama kali ditemukan, yakni antara 1910 dan 1920, vitamin diberikan nama A,B.C,D dan E. Namun menariknya vitamin D awalnya disamakan dengan vitamin A, namun karena dua vitamin itu memang memiliki dua faktor terlibat yang terpisah, maka akhirnya dua jenis vitamin itu dibedakan.
Kemudian peneliti menemukan beberapa vitamin yang dari unsur yang mirip. Misalnya pada 1920 saat ditemukan beberapa vitamin B yang mirip, maka ada perubahan nama menjadi B1 (Thiamin), B2 (Riboflavin). Akhirnya vitamin B yang tersisa disatukan dengan sebutan B kompleks.
Alasannya penyatuan klasifikasi itu yakni kesamaan longgar dalam sifat, distribusi mereka dalam sumber daya alam, juga adanya fungsi fisiologis mereka yang tumpang tindih.
Vitamin B memang terkenal banyak jenisnya. Namun vitamin B tak selalu menunjukkan urutan kronologis, misalnya B12 (Kobalamin), ditemukan pada 1926, B5 (asam pantotenat), B7 (Biotin) pada 1931, B6 (piridoksin) pada 1934, B3 (Niasin), B9 (asam folat) pada 1941.
Saat ini urutan vitamin juga melompat, setelah vitamin E langsung vitamin K. Vitamin F diklasifikasikan kembali seperti kasus pada penamaan pada beberapa vitamin B. Vitamin F dikenal sebagai asam lemak pokok (Omega 3 dan 6). Vitamin yang diklasifikasikan kembali juga yakni Vitamin G yang dimasukkan ke Vitamin B2.
Melansir Gizmodo, Selasa 1 April 2014, penamaan vitamin itu sudah dimulai pada awal abad ke 19. Berawal dari pendalaman peneliti atas daya tahan binatang terhadap penyakit didorong oleh adanya suatu zat.
Salah satu peneliti awal, Cornelius Adrianus Pekelharing pada 1905 berpendapat susu pada hewan memiliki beberapa zat yang belum dikenali dan secara kuantitas sangat kecil. "Itu dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perawatan normal," ujar Pekelharing berpendapat. Belakangan zat ini diakui dinamai dan mengandung vitamin.
Kemudian pada 1912, saat studi ilmiah meningkat, Casimir Funk mengisolasi sebuah faktor organik yang digambarkan sebagai amine (semacam asam amino). Mengingat unsur ini sangat penting untuk kehidupan, Funk mengkombinaskan dua kata itu untuk memberikan istilah vitamin.
Sedangkan ide penamaan vitamin yang menggunakan urutan alfabeta dapat dilacak pada tesis karya Cornelis Kennedy pada 1916. Kennedy merupakan pihak yang pertama kali menggunakan nama A dan B untuk menandakan pokok makanan yang baru. Namun ternyata, sang mentor Kennedy, Elmer McCollum diketahui sebagai sumber asli untuk penamaan vitamin itu. McCollum lah yang disebutkan menemukan nama vitamin A.
Awalnya, penamaan vitamin meliputi lemak dan air yang dapat dilarutkan. Tapi mengingat nama nomenklatur ilmiah itu agak susah dipakai, maka zat pokok makanan itu kemudian disederhanakan sebagai vitamin A,B, C dan lainnya.
Saat pertama kali ditemukan, yakni antara 1910 dan 1920, vitamin diberikan nama A,B.C,D dan E. Namun menariknya vitamin D awalnya disamakan dengan vitamin A, namun karena dua vitamin itu memang memiliki dua faktor terlibat yang terpisah, maka akhirnya dua jenis vitamin itu dibedakan.
Kemudian peneliti menemukan beberapa vitamin yang dari unsur yang mirip. Misalnya pada 1920 saat ditemukan beberapa vitamin B yang mirip, maka ada perubahan nama menjadi B1 (Thiamin), B2 (Riboflavin). Akhirnya vitamin B yang tersisa disatukan dengan sebutan B kompleks.
Alasannya penyatuan klasifikasi itu yakni kesamaan longgar dalam sifat, distribusi mereka dalam sumber daya alam, juga adanya fungsi fisiologis mereka yang tumpang tindih.
Vitamin B memang terkenal banyak jenisnya. Namun vitamin B tak selalu menunjukkan urutan kronologis, misalnya B12 (Kobalamin), ditemukan pada 1926, B5 (asam pantotenat), B7 (Biotin) pada 1931, B6 (piridoksin) pada 1934, B3 (Niasin), B9 (asam folat) pada 1941.
Saat ini urutan vitamin juga melompat, setelah vitamin E langsung vitamin K. Vitamin F diklasifikasikan kembali seperti kasus pada penamaan pada beberapa vitamin B. Vitamin F dikenal sebagai asam lemak pokok (Omega 3 dan 6). Vitamin yang diklasifikasikan kembali juga yakni Vitamin G yang dimasukkan ke Vitamin B2.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.