Sudah menjadi rahasia umum bahwa sopir bus AKDP/AKAP adalah ‘raja jalanan’ dan yang bus yang mereka bawa adalah tunggangan sang raja. Jika sampai muncul julukan tersebut, pasti ada syarat yang harus dipenuhi. Para pengemudi angkutan umum, terutama yang kendaraannya berbadan besar, adalah seorang pemberani bernyali besar, sabar, tidak kenal menyerah, dan multi-tasking. Maka dari itu surat ijin mengemudi (SIM) untuk pengemudi angkutan umum bukan SIM ‘polosan’ melainkan SIM B1 Umum atau B2 Umum.
Syarat untuk mendapatkan SIM Umum tidak mudah; oleh karena itu, jika seorang pengemudi sudah memegang SIM (A, A Umum B I Umum, dan B II Umum), artinya kompetensi dan pengetahuan tentang berlalu lintas seharusnya sudah di atas rata-rata pemegang SIM ‘polosan’. (Seperti terdapat dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan nomor 22 tahun 2009 Bab VIII Paragraf 3 Pasal 80 – 84).
Oleh sebab itulah bolehlah penulis bilang bahwa seorang pengemudi kendaraan umum pengangkut penumpang yang memegang SIM Umum dari semua golongan adalah seorang yang berani, bernyali besar, sabar, tidak kenal menyerah dan multi-tasking. Maka dari itu tidak heran mereka menjadi penguasa jalanan.
Baca Juga: Seperti Inikah Karakter Pengemudi Bus Indonesia
Manusia Multi Talenta
Mau bukti kalau pengemudi bus ini manusia multi talenta? Mari kita cek buktinya satu per satu. Bukti ini memang hanya beberapa sample minor dari ribuan angkutan umum yang beroperasi di Indonesia. Bahkan sample yang diambil hanya berdasar pengamatan belaka, tidak dilakukan penelitian mendalam. Oleh karena itu, hasil pengamatan ini tidak dapat dijadikan pandangan umum karena pasti aspek validitas dan reliabilitasnya tidak akan terpenuhi. Sopir angkutan umum adalah seorang yang sabar.
Lihat saja ketika mereka mencari penumpang. Mereka bisa betah berlama-lama ngetem di tempat yang tidak semestinya. Di perempatan jalan, di terminal bayangan, bahkan di bawah rambu larangan berhenti. Jika seorang pengemudi angkutan umum tidak mempunyai kesabaran yang panjang, pasti mereka hanya akan mendapatkan sedikit penumpang.
Ketika kelakuan mereka membuat macet, mereka tetap dengan sabar menunggu penumpang dan tidak mempedulikan klakson yang berasal dari pengendara lain yang terganggu saat mereka ngetem. Jika mereka tidak sabar, pasti akan terjadi baku hantam karena mereka menganggap pengendara kendaraan pribadi tidak tahu sulitnya mendapatkan penumpang ketika kredit motor semakin murah.
Kesabaran sopir angkutan umum juga teruji ketika dimarahi pengemudi kendaraan lain sewaktu ada penumpang yang menyetop angkutannya dan kemudian berhenti mendadak. Ketika pengendara mengumpat sang sopir, jarang sekali sopir angkutan mengumpat balik. Paling yang dilakukan hanya nyengir kuda, kadang sambil disertai dengan lambaian tangan tanda maaf.
Selain sabar, sopir angkutan umum juga merupakan seorang pemberani dan memiliki nyali besar. Kalau anda pengendara sepeda motor atau pengemudi mobil pribadi, dan dari arah depan anda melihat bus menyalip, mesti anda yang akan mengalah meskipun posisi anda yang benar. Bahkan anda harus melipir ke bahu jalan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Seorang sopir truck pun kadang tak berdaya menghadapi keberanian si ‘raja jalanan’ pengemudi bus.
Daripada ‘adu kepala’, mending berhenti dulu kasih kesempatan si raja jalanan masuk lagi ke jalur yang semestinya. Sopir angkutan umum pun berani melanggar marka tidak terputus tanpa merasa bersalah saat ada truck tidak kuat menanjak atau berjalan terlalu pelan. Ini sering penulis temui di daerah tanjakan. Begitu kelihatan arah berlawanan lowong (lowong bukan berarti tidak ada kendaraan sama sekali. Lowong yang dimaksud disini adalah ‘lawan’ yang dihadapi hanya sekedar kendaraan kecil), langsung gas pol. Polantas saja tidak berani menilang mereka. Coba yang melanggar motor atau mobil, pasti langsung dikejar. Nyali supir bus pun benar-benar super dan luar biasa.
Nyata-nyata ban sudah gundul, lampu tidak menyala, dan bodi keropos sana-sini, dengan santai bus tersebut dibawa keluar garasi untuk melayani pelanggan. Asal yakin dan percaya serta pasrah kepada Yang Kuasa, dijamin tidak akan terjadi apa-apa. Jika sesuatu terjadi, masih ada perlindungan asuransi dari Jasa Raharja. Pantang menyerah. Kegigihan sopir angkutan umum memang patut diacungi jempol.
Satu menit mempengaruhi rupiah yang akan dibawa pulang ketika kendaraan kembali ke pool. Banyak cara mempertahankan selisih satu menit tersebut; gas pol, bunyikan klakson, dim berulang-ulang, pepet kendaraan di depan, dan ambil kanan (atau kiri, tergantung situasi) begitu ada kesempatan adalah hal yang biasa dilakukan mereka.
Peringatan dari penumpang pun kadang hanya dianggap angin lalu. Sekali lagi itu karena selisih jarak dengan lawan mempengaruhi rupiah yang akan dibawa untuk anak istri di rumah. Masih berhubungan dengan semangat pantang menyerah di atas, selain mengandalkan pengamatan visual, ‘gadget’ juga digunakan sebagai alat.
Memang bukan smartphone atau tablet, cukup telepon genggam. Sambil mengemudi, komunikasi melalui telepon pun dilakukan, entah berupa pesan pendek atau suara. Inilah hebatnya supir angkutan umum, terutama bus besar; multi-tasking. Mengetik pesan atau berbicara sembari memindahkan perseneling dan pegang setir serta tidak lupa memperhatikan jalan dan mencari calon penumpang tanpa mengurangi kecepatan.
Pengendara sepeda motor atau mobil saja kadang kala harus menepi dulu jika menerima telepon atau akan menerima dan mengirim pesan pendek. Hebat sekali khan pengemudi angkutan umum? Naik angkutan umum memang seperti ‘memasrahkan’ nyawa kepada satu orang. Beruntung jika sopir angkutan umum yang membawa kendaraan memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan etika. Jika apes pun bertemu sopir yang ugal-ugalan, percayalah itu hanya OKNUM.
Oknum ini akan tetap ada selama tidak ada ketegasan dan penindakan dari instansi terkait. Di sisi lain, instansi terkait seperti sengaja membiarkan hal ini terjadi karena suka atau tidak suka, pengusaha angkutan umum adalah sapi perahan bagi instansi tersebut. Pengelolaan angkutan umum seperti benang kusut yang mustahil terurai. Jikalau pun ada keinginan dan niat baik, mungkin butuh satu generasi agar tercipta angkutan umum yang nyaman, aman, dan minim kecelakaan. Mari kita berpikir positif saja.
Pak sopir, penumpang anda itu manusia, bukan barang mati. Jika rekan anda pengemudi truk bisa membawa sapi dengan hati-hati, masa manusia kalah dengan sapi? Ingat pir, keluarga anda dan keluarga penumpang menanti di rumah.
Syarat untuk mendapatkan SIM Umum tidak mudah; oleh karena itu, jika seorang pengemudi sudah memegang SIM (A, A Umum B I Umum, dan B II Umum), artinya kompetensi dan pengetahuan tentang berlalu lintas seharusnya sudah di atas rata-rata pemegang SIM ‘polosan’. (Seperti terdapat dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan nomor 22 tahun 2009 Bab VIII Paragraf 3 Pasal 80 – 84).
Oleh sebab itulah bolehlah penulis bilang bahwa seorang pengemudi kendaraan umum pengangkut penumpang yang memegang SIM Umum dari semua golongan adalah seorang yang berani, bernyali besar, sabar, tidak kenal menyerah dan multi-tasking. Maka dari itu tidak heran mereka menjadi penguasa jalanan.
Baca Juga: Seperti Inikah Karakter Pengemudi Bus Indonesia
Manusia Multi Talenta
Mau bukti kalau pengemudi bus ini manusia multi talenta? Mari kita cek buktinya satu per satu. Bukti ini memang hanya beberapa sample minor dari ribuan angkutan umum yang beroperasi di Indonesia. Bahkan sample yang diambil hanya berdasar pengamatan belaka, tidak dilakukan penelitian mendalam. Oleh karena itu, hasil pengamatan ini tidak dapat dijadikan pandangan umum karena pasti aspek validitas dan reliabilitasnya tidak akan terpenuhi. Sopir angkutan umum adalah seorang yang sabar.
Lihat saja ketika mereka mencari penumpang. Mereka bisa betah berlama-lama ngetem di tempat yang tidak semestinya. Di perempatan jalan, di terminal bayangan, bahkan di bawah rambu larangan berhenti. Jika seorang pengemudi angkutan umum tidak mempunyai kesabaran yang panjang, pasti mereka hanya akan mendapatkan sedikit penumpang.
Ketika kelakuan mereka membuat macet, mereka tetap dengan sabar menunggu penumpang dan tidak mempedulikan klakson yang berasal dari pengendara lain yang terganggu saat mereka ngetem. Jika mereka tidak sabar, pasti akan terjadi baku hantam karena mereka menganggap pengendara kendaraan pribadi tidak tahu sulitnya mendapatkan penumpang ketika kredit motor semakin murah.
Kesabaran sopir angkutan umum juga teruji ketika dimarahi pengemudi kendaraan lain sewaktu ada penumpang yang menyetop angkutannya dan kemudian berhenti mendadak. Ketika pengendara mengumpat sang sopir, jarang sekali sopir angkutan mengumpat balik. Paling yang dilakukan hanya nyengir kuda, kadang sambil disertai dengan lambaian tangan tanda maaf.
Selain sabar, sopir angkutan umum juga merupakan seorang pemberani dan memiliki nyali besar. Kalau anda pengendara sepeda motor atau pengemudi mobil pribadi, dan dari arah depan anda melihat bus menyalip, mesti anda yang akan mengalah meskipun posisi anda yang benar. Bahkan anda harus melipir ke bahu jalan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Seorang sopir truck pun kadang tak berdaya menghadapi keberanian si ‘raja jalanan’ pengemudi bus.
Daripada ‘adu kepala’, mending berhenti dulu kasih kesempatan si raja jalanan masuk lagi ke jalur yang semestinya. Sopir angkutan umum pun berani melanggar marka tidak terputus tanpa merasa bersalah saat ada truck tidak kuat menanjak atau berjalan terlalu pelan. Ini sering penulis temui di daerah tanjakan. Begitu kelihatan arah berlawanan lowong (lowong bukan berarti tidak ada kendaraan sama sekali. Lowong yang dimaksud disini adalah ‘lawan’ yang dihadapi hanya sekedar kendaraan kecil), langsung gas pol. Polantas saja tidak berani menilang mereka. Coba yang melanggar motor atau mobil, pasti langsung dikejar. Nyali supir bus pun benar-benar super dan luar biasa.
Nyata-nyata ban sudah gundul, lampu tidak menyala, dan bodi keropos sana-sini, dengan santai bus tersebut dibawa keluar garasi untuk melayani pelanggan. Asal yakin dan percaya serta pasrah kepada Yang Kuasa, dijamin tidak akan terjadi apa-apa. Jika sesuatu terjadi, masih ada perlindungan asuransi dari Jasa Raharja. Pantang menyerah. Kegigihan sopir angkutan umum memang patut diacungi jempol.
Satu menit mempengaruhi rupiah yang akan dibawa pulang ketika kendaraan kembali ke pool. Banyak cara mempertahankan selisih satu menit tersebut; gas pol, bunyikan klakson, dim berulang-ulang, pepet kendaraan di depan, dan ambil kanan (atau kiri, tergantung situasi) begitu ada kesempatan adalah hal yang biasa dilakukan mereka.
Peringatan dari penumpang pun kadang hanya dianggap angin lalu. Sekali lagi itu karena selisih jarak dengan lawan mempengaruhi rupiah yang akan dibawa untuk anak istri di rumah. Masih berhubungan dengan semangat pantang menyerah di atas, selain mengandalkan pengamatan visual, ‘gadget’ juga digunakan sebagai alat.
Memang bukan smartphone atau tablet, cukup telepon genggam. Sambil mengemudi, komunikasi melalui telepon pun dilakukan, entah berupa pesan pendek atau suara. Inilah hebatnya supir angkutan umum, terutama bus besar; multi-tasking. Mengetik pesan atau berbicara sembari memindahkan perseneling dan pegang setir serta tidak lupa memperhatikan jalan dan mencari calon penumpang tanpa mengurangi kecepatan.
Pengendara sepeda motor atau mobil saja kadang kala harus menepi dulu jika menerima telepon atau akan menerima dan mengirim pesan pendek. Hebat sekali khan pengemudi angkutan umum? Naik angkutan umum memang seperti ‘memasrahkan’ nyawa kepada satu orang. Beruntung jika sopir angkutan umum yang membawa kendaraan memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan etika. Jika apes pun bertemu sopir yang ugal-ugalan, percayalah itu hanya OKNUM.
Oknum ini akan tetap ada selama tidak ada ketegasan dan penindakan dari instansi terkait. Di sisi lain, instansi terkait seperti sengaja membiarkan hal ini terjadi karena suka atau tidak suka, pengusaha angkutan umum adalah sapi perahan bagi instansi tersebut. Pengelolaan angkutan umum seperti benang kusut yang mustahil terurai. Jikalau pun ada keinginan dan niat baik, mungkin butuh satu generasi agar tercipta angkutan umum yang nyaman, aman, dan minim kecelakaan. Mari kita berpikir positif saja.
Pak sopir, penumpang anda itu manusia, bukan barang mati. Jika rekan anda pengemudi truk bisa membawa sapi dengan hati-hati, masa manusia kalah dengan sapi? Ingat pir, keluarga anda dan keluarga penumpang menanti di rumah.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.