Sistem Kerja:
1. Saat piston naik turun, terdapat kevakuman di leher manifold.
2. Kevakuman tersebut akan menghisap apaun yg ada di katalis/generator
3. Karena ada hisapan, maka di tanki air keluar gelembung air
4. Sehingga udara kosong di tabung menjadi udara yg basah
5. Udara basah tersebut melalui katalisator/generator. Karena ada aliran udara basah plus panas knalpot, maka terjadi crack antar molekul
6. molekul tersebut yg masuk ke manifold dan terus ke ruang bakar sehingga menambah molekul BBM yg sudah ada.
7. Otomatis terjadi penambahan power di mesin.
8. Pengalaman penulis, saat bensin di tanki habis, mesin tetep bisa menyala stasioner... (tapi ya buat jalan sama aja ngga kuat)
9. Saat diisi non air , misal alkohol, bensin, pertamax dan sebagainya tenaga tambah jozzz tetapi cepet abisss.
Kelemahan Sistem Ini:
1. Kevakuman hanya terjadi di rpm rendah, sehingga di rpm tinggi tidak terjadi gelembung udara sehingga alat ini tdk bisa maksimal bekerja.
2. Membutuhkan selang tahan panas (sulit dicari di daerah pedesaan kalo pas turing jauh dan selang pecah)
3. Pada motor ber-gigi (bebek maupun sport) dg setelan karbu standard, maka begitu generator panas (karena knalpot) maka rpm mesin akan naik sendiri, sehingga akan sulit untuk pindah gigi (walaupun berkopling). Disinilah letak masalahnya, jika karbu disetel lean/miskin mesin bisa stasioner, tetapi di rpm tinggi akan miskin bensin pula shg selain panas juga kekurangan power. Jika disetel standart dan basah, ya rpm makin tinggi saat stasioner.... lhoh kan... susah ya ???
Solusi:
Bagaimana caranya saat rpm tinggi gelembung tetep keluar dan bahkan kalau bisa yg banyak?
Nah begini caranya kalau pengen seiring dengan rpm, maksud saya rpm rendah gas hcs sedikit dan semakin tinggi rpm semakin banyak pasokan gas hcs. Cara nya dengan mengambil tekanan dari lubang pcv yg di crankcase danp akai keran untuk membuang sebagian tekanan udara dalam crankcase.
1. Saat piston naik turun, terdapat kevakuman di leher manifold.
2. Kevakuman tersebut akan menghisap apaun yg ada di katalis/generator
3. Karena ada hisapan, maka di tanki air keluar gelembung air
4. Sehingga udara kosong di tabung menjadi udara yg basah
5. Udara basah tersebut melalui katalisator/generator. Karena ada aliran udara basah plus panas knalpot, maka terjadi crack antar molekul
6. molekul tersebut yg masuk ke manifold dan terus ke ruang bakar sehingga menambah molekul BBM yg sudah ada.
7. Otomatis terjadi penambahan power di mesin.
8. Pengalaman penulis, saat bensin di tanki habis, mesin tetep bisa menyala stasioner... (tapi ya buat jalan sama aja ngga kuat)
9. Saat diisi non air , misal alkohol, bensin, pertamax dan sebagainya tenaga tambah jozzz tetapi cepet abisss.
Kelemahan Sistem Ini:
1. Kevakuman hanya terjadi di rpm rendah, sehingga di rpm tinggi tidak terjadi gelembung udara sehingga alat ini tdk bisa maksimal bekerja.
2. Membutuhkan selang tahan panas (sulit dicari di daerah pedesaan kalo pas turing jauh dan selang pecah)
3. Pada motor ber-gigi (bebek maupun sport) dg setelan karbu standard, maka begitu generator panas (karena knalpot) maka rpm mesin akan naik sendiri, sehingga akan sulit untuk pindah gigi (walaupun berkopling). Disinilah letak masalahnya, jika karbu disetel lean/miskin mesin bisa stasioner, tetapi di rpm tinggi akan miskin bensin pula shg selain panas juga kekurangan power. Jika disetel standart dan basah, ya rpm makin tinggi saat stasioner.... lhoh kan... susah ya ???
Solusi:
Bagaimana caranya saat rpm tinggi gelembung tetep keluar dan bahkan kalau bisa yg banyak?
Nah begini caranya kalau pengen seiring dengan rpm, maksud saya rpm rendah gas hcs sedikit dan semakin tinggi rpm semakin banyak pasokan gas hcs. Cara nya dengan mengambil tekanan dari lubang pcv yg di crankcase danp akai keran untuk membuang sebagian tekanan udara dalam crankcase.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.