Tidak sedikit pengendara yang mengira sistem keamanan canggih menjadi digdaya terhindar dari kecelakaan. Namun pada kenyataannya setiap orang dapat mengalami kecelakaan - bahkan pembalap profesional sekalipun. Misalnya, meski bukan karena kesalahan sendiri, Anda dapat kehilangan nyawa atau anggota tubuh karena kesalahan kecil pengguna jalan lain.
Menurut salah satu rujukan prinsip-prinsip dasar program Driving Skills for Life Ford, secanggih apapun kendaraan faktor manusia tetap menjadi penentu. Dalam keadaan mengantuk, mobil akan menjadi mesin pembunuh. Meski dibekali peranti pengereman canggih. Artinya Dynamic Stability Control dan engine management tidak akan berarti kalau pengemudi tertidur.
Menurut Automobile Association of Saouth Africa (AASA), pengemudi mengantuk atau mabuk dicap sebagai 'pengendara maut. "Kendaraan yang serampangan (dikemudikan tidak beraturan) di jalan, yang diakibatkan pengendara mabuk atau mengantuk menjadi kendaraan yang harus diwaspadai," sebut AASA.
Jelas, sekalipun pengendara lain menjadi pengemudi defensif, kecelakaan maut senantiasa mengintai dari pengemudi yang mengantuk. Dalam banyak kasus, statistik menunjukkan terlalu banyak kecelakaan yang terjadi karena berkendara saat mengantuk. Hal yang sama berlaku untuk mengebut. Jika terjadi kombinasi antara berkendara dengan kecepatan tinggi dan mengantuk maka dapat menjadi monster pencabut nyawa di jalan.
Dalam mengemudi itu harus disadari, siapapun orangnya, mau itu pejabat, orang kaya atau siapa pun, ketika ia berada di belakang kemudi dia adalah sopir. Dan sopir atau pengemudi adalah full time job, 100 persen tidak bisa dibagi.
Banyak pengemudi tidak menyadari bahaya fatal yang ditimbulkan ketika mengemudi dalam kondisi fisik tidak prima, lelah dan mengantuk. Faktor manusia sendiri harus sadar ketika berada di belakang kemudi, bahwa mobil ini bukan sekedar alat transportasi, tapi dia bisa berubah monster. Bisa menjadi senjata yang membunuh kalau kita tidak betul-betul menyadari tentang safety itu sendiri. Ketika orang berada di balik kemudi, orang itu harus sadar bahwa dia adalah sebuah ancaman. Dia adalah ancaman bagi orang lain atau pihak lain. Ini yang kadang kurang disadari. Makanya sering kita liat orang enak dengan kecepatan tinggi.
Karena itu, ketika kondisi sudah lelah dan didera rasa kantuk, sejak awal pengemudi seharusnya sudah menyadari bahwa berkendara dalam keadaan demikian sangat berisiko besar mengundang terjadinya kecelakaan fatal. Tidak memaksakan diri untuk tancap gas yang membahayakan keselamatan pengendara lain.
Menurut salah satu rujukan prinsip-prinsip dasar program Driving Skills for Life Ford, secanggih apapun kendaraan faktor manusia tetap menjadi penentu. Dalam keadaan mengantuk, mobil akan menjadi mesin pembunuh. Meski dibekali peranti pengereman canggih. Artinya Dynamic Stability Control dan engine management tidak akan berarti kalau pengemudi tertidur.
Menurut Automobile Association of Saouth Africa (AASA), pengemudi mengantuk atau mabuk dicap sebagai 'pengendara maut. "Kendaraan yang serampangan (dikemudikan tidak beraturan) di jalan, yang diakibatkan pengendara mabuk atau mengantuk menjadi kendaraan yang harus diwaspadai," sebut AASA.
Jelas, sekalipun pengendara lain menjadi pengemudi defensif, kecelakaan maut senantiasa mengintai dari pengemudi yang mengantuk. Dalam banyak kasus, statistik menunjukkan terlalu banyak kecelakaan yang terjadi karena berkendara saat mengantuk. Hal yang sama berlaku untuk mengebut. Jika terjadi kombinasi antara berkendara dengan kecepatan tinggi dan mengantuk maka dapat menjadi monster pencabut nyawa di jalan.
Dalam mengemudi itu harus disadari, siapapun orangnya, mau itu pejabat, orang kaya atau siapa pun, ketika ia berada di belakang kemudi dia adalah sopir. Dan sopir atau pengemudi adalah full time job, 100 persen tidak bisa dibagi.
Banyak pengemudi tidak menyadari bahaya fatal yang ditimbulkan ketika mengemudi dalam kondisi fisik tidak prima, lelah dan mengantuk. Faktor manusia sendiri harus sadar ketika berada di belakang kemudi, bahwa mobil ini bukan sekedar alat transportasi, tapi dia bisa berubah monster. Bisa menjadi senjata yang membunuh kalau kita tidak betul-betul menyadari tentang safety itu sendiri. Ketika orang berada di balik kemudi, orang itu harus sadar bahwa dia adalah sebuah ancaman. Dia adalah ancaman bagi orang lain atau pihak lain. Ini yang kadang kurang disadari. Makanya sering kita liat orang enak dengan kecepatan tinggi.
Karena itu, ketika kondisi sudah lelah dan didera rasa kantuk, sejak awal pengemudi seharusnya sudah menyadari bahwa berkendara dalam keadaan demikian sangat berisiko besar mengundang terjadinya kecelakaan fatal. Tidak memaksakan diri untuk tancap gas yang membahayakan keselamatan pengendara lain.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.