Kemacetan kota-kota besar di Indonesia yang kian parah rupanya membuat resah ibu Eka Sari Lorena, Dirut PT Lorena Transportasi Group dan Ketua Umum Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda). Karena itu, selain terus bersuara vokal mengkritik sekaligus memberi saran mengenai pembangunan transportasi umum di media massa, dirinya menerbitkan buku, “Ayo Lawan Kemacetan” yang diterbitkan Kompas.
Dalam bukunya, perempuan modis yang humoris namun memiliki daya sengat yang tajam dalam setiap kritiknya itu memang berupaya menggugah kesadaran masyarakat melawan kemacetan sesuai kemampuan setiap individu.
“Selain menggunakan angkutan umum, orang bisa berbagi kendaraan dengan orang lain, pengusaha bisa menyediakan bus bagi pegawainya, kepala sekolah bisa meminta muridnya memakai bus jemputan sekolah dan banyak lagi. Semuanya bisa melawan kemacetan dengan kapasitasnya masing-masing,” ujar Bu Eka yang tubuhnya dirajahi sejumlah seni tato tersebut.
Selain itu, dirinya pun berupaya melawan pendapat umum yang menguntungkan industri otomotif nasional. Salah satunya dengan memberikan contoh bahwa sekian puluh triliun keuntungan yang diperoleh dari industri otomotif nasional harus dibayar kembali oleh pemerintah dengan ratusan triliun rupiah subdisi BBM. “Tidak sebanding kerugiannya. Saya ingin masyarakat sadar bahwa banyak hal yang tidak benar yang bisa diubah,” ujarnya.
Sebagai Ketua Umum organisasi angkutan darat terbesar di Indonesia pun memberikan saran bagi kemajuan transportasi umum. “ Kalau program mobil murah diberi insentif pajak pembebasan PPnBM lantas mana insentif serupa untuk angkutan umum? Berikan dong insentif pajak bagi pengusaha untuk pembelian angkutan umum. Bangun juga terminal yang aman, nyaman mudah diakses. Kalau kita tidak menggunakan transportasi umum, grid lock, kemacetan total jalan raya, akan terjadi pada tahun 2014,” prediksi Sarjana Business Administration dari Wright State University, Dayton, Ohio dan Master fo Business Administration dari University of San Fransisco, Californa itu, dengan serius.
Dalam bukunya, perempuan modis yang humoris namun memiliki daya sengat yang tajam dalam setiap kritiknya itu memang berupaya menggugah kesadaran masyarakat melawan kemacetan sesuai kemampuan setiap individu.
“Selain menggunakan angkutan umum, orang bisa berbagi kendaraan dengan orang lain, pengusaha bisa menyediakan bus bagi pegawainya, kepala sekolah bisa meminta muridnya memakai bus jemputan sekolah dan banyak lagi. Semuanya bisa melawan kemacetan dengan kapasitasnya masing-masing,” ujar Bu Eka yang tubuhnya dirajahi sejumlah seni tato tersebut.
Selain itu, dirinya pun berupaya melawan pendapat umum yang menguntungkan industri otomotif nasional. Salah satunya dengan memberikan contoh bahwa sekian puluh triliun keuntungan yang diperoleh dari industri otomotif nasional harus dibayar kembali oleh pemerintah dengan ratusan triliun rupiah subdisi BBM. “Tidak sebanding kerugiannya. Saya ingin masyarakat sadar bahwa banyak hal yang tidak benar yang bisa diubah,” ujarnya.
Sebagai Ketua Umum organisasi angkutan darat terbesar di Indonesia pun memberikan saran bagi kemajuan transportasi umum. “ Kalau program mobil murah diberi insentif pajak pembebasan PPnBM lantas mana insentif serupa untuk angkutan umum? Berikan dong insentif pajak bagi pengusaha untuk pembelian angkutan umum. Bangun juga terminal yang aman, nyaman mudah diakses. Kalau kita tidak menggunakan transportasi umum, grid lock, kemacetan total jalan raya, akan terjadi pada tahun 2014,” prediksi Sarjana Business Administration dari Wright State University, Dayton, Ohio dan Master fo Business Administration dari University of San Fransisco, Californa itu, dengan serius.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.