Mari kita kenalan dengan hewan berlendir ciptaan Tuhan yang ternyata banyak sekali khasiatnya.
TUTUT (Keong/Siput)
Sebenarnya kata Tutut diambil dari bahasa Sunda. Arti sebenarnya adalah Keong Sawah. Siput dalam bahasa Latinnya adalah Molluscus artinya LUNAK. Siput sekelas dengan bekicot. Dalam bahasa latinnya: GASTROPODA. Gaster = perut dan Podos = kaki, artinya adalah hewan yang menggunakan perut sebagai alat geraknya.
Siput tinggal di perairan yang dangkal, agak berlumpur tetapi airnya cukup bening dan bergerak lamban. Bentuknya agak mengerucut ke atas. Sehingga ketika mau dimasak, maka buntut cangkangnya dipotong agar tutut matang ketika direbus. Keong sawah ini berwarna kuning hijau kehitaman.
Khasiat dan Manfaat Keong/Siput/Tutut
Dulu, siput dianggap sebagai hama oleh petani. Bahkan kitapun memandang sebelah mata karena bentuknya yang kotor dan berlendir. Siput bisa dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku alternatif untuk pembuatan pakan ternak bebek, dimana bisa membuat bebek bertelur jauh lebih banyak dibandingkan dengan pemberian makanan olahan dari pabrik.
Menurut Dr Ir Sulistiono, MSc, Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) (harian Pelita, Jum’at,13/4), kandungan gizi keong mas diketahui mengandung asam omega 3, 6 dan 9. Dari hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong mas berkisar antara 16 hingga 50 persen.
Kegunaan lain yang bermanfaat untuk kita adalah:
1. Kaya Protein
Tutut mengandung zat gizi Makronutrien berupa protein dengan kadar yang cukup tinggi. Selain itu, mengandung Asam Amino Esensial dan Mikronutrien berupa “Mineral” yaitu Kalsium yang sangat dibutuhkan tubuh. Hewan lunak berlendir ini juga rendah lemak, jadi sangat baik jika dikonsumsi. Dengan pengelolaan yang tepat, tutut bisa menjadi sumber protein hewani yang bermutu dengan harga murah daripada kambing, ayam atau sapi.
2. Obat Antiseptic
Waktu masih kecil, ada temanku yang kakinya tertusuk paku, lalu pada saat itu, nenekku langsung memotong ujung cangkang dan mengoleskan lendir yang keluar dari cangkang ke luka temanku itu. Alhamdulillah, lukanya cepat mengering dan menurut nenekku, lendir tersebut membuat luka tidak infeksi.
3. Mengobati Jerawat
Siapa sangka, lendirnya ternyata bisa digunakan untuk mengobati jerawat yang meradang. Di negara yang lebih maju, lendir siput diproses dengan tehnologi canggih dan dijadikan bahan dasar dari beberapa produk kecantikan, yang mana fungsinya juga bisa regenerasi kulit atau dapat mengurangi kerutan di wajah.
4. Sebagai Obat
Dengan pengolahan yang tepat, tutut atau bekicot bisa dijadikan penunjang kesembuhan penyakit hepatitis B, liver, diabetes, TBC, asma, maag sampai ke penyakit sembelit, influenza dan penambah napsu makan.
Makan Tutut Menyebabkan Cacingan?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tutut berperan sebagai inang perantara cacing golongan Trematoda (cacing yang memiliki batil isap). Cacing golongan Trematoda ini bisa berkembang biak dalam tubuh manusia. Cacing ini berbentuk seperti daun, hidup dan berkembang pada usus manusia. Oleh karena itu, hindari makan tutut dalam keadaan mentah-mentah. Ada beberapa kelompok masyarakat yang memakannya secara mentah dengan kombinasi disiram dengan wine (anggur). Hal ini sangat tidak disarankan, karena akan menyebabkan cacingan.
Untuk mencegah hal ini, sebaiknya tutut dimasak sampai matang betul. Baru kita bisa aman memakannya.
TUTUT (Keong/Siput)
Sebenarnya kata Tutut diambil dari bahasa Sunda. Arti sebenarnya adalah Keong Sawah. Siput dalam bahasa Latinnya adalah Molluscus artinya LUNAK. Siput sekelas dengan bekicot. Dalam bahasa latinnya: GASTROPODA. Gaster = perut dan Podos = kaki, artinya adalah hewan yang menggunakan perut sebagai alat geraknya.
Siput tinggal di perairan yang dangkal, agak berlumpur tetapi airnya cukup bening dan bergerak lamban. Bentuknya agak mengerucut ke atas. Sehingga ketika mau dimasak, maka buntut cangkangnya dipotong agar tutut matang ketika direbus. Keong sawah ini berwarna kuning hijau kehitaman.
Khasiat dan Manfaat Keong/Siput/Tutut
Dulu, siput dianggap sebagai hama oleh petani. Bahkan kitapun memandang sebelah mata karena bentuknya yang kotor dan berlendir. Siput bisa dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku alternatif untuk pembuatan pakan ternak bebek, dimana bisa membuat bebek bertelur jauh lebih banyak dibandingkan dengan pemberian makanan olahan dari pabrik.
Menurut Dr Ir Sulistiono, MSc, Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) (harian Pelita, Jum’at,13/4), kandungan gizi keong mas diketahui mengandung asam omega 3, 6 dan 9. Dari hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong mas berkisar antara 16 hingga 50 persen.
Kegunaan lain yang bermanfaat untuk kita adalah:
1. Kaya Protein
Tutut mengandung zat gizi Makronutrien berupa protein dengan kadar yang cukup tinggi. Selain itu, mengandung Asam Amino Esensial dan Mikronutrien berupa “Mineral” yaitu Kalsium yang sangat dibutuhkan tubuh. Hewan lunak berlendir ini juga rendah lemak, jadi sangat baik jika dikonsumsi. Dengan pengelolaan yang tepat, tutut bisa menjadi sumber protein hewani yang bermutu dengan harga murah daripada kambing, ayam atau sapi.
2. Obat Antiseptic
Waktu masih kecil, ada temanku yang kakinya tertusuk paku, lalu pada saat itu, nenekku langsung memotong ujung cangkang dan mengoleskan lendir yang keluar dari cangkang ke luka temanku itu. Alhamdulillah, lukanya cepat mengering dan menurut nenekku, lendir tersebut membuat luka tidak infeksi.
3. Mengobati Jerawat
Siapa sangka, lendirnya ternyata bisa digunakan untuk mengobati jerawat yang meradang. Di negara yang lebih maju, lendir siput diproses dengan tehnologi canggih dan dijadikan bahan dasar dari beberapa produk kecantikan, yang mana fungsinya juga bisa regenerasi kulit atau dapat mengurangi kerutan di wajah.
4. Sebagai Obat
Dengan pengolahan yang tepat, tutut atau bekicot bisa dijadikan penunjang kesembuhan penyakit hepatitis B, liver, diabetes, TBC, asma, maag sampai ke penyakit sembelit, influenza dan penambah napsu makan.
Makan Tutut Menyebabkan Cacingan?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tutut berperan sebagai inang perantara cacing golongan Trematoda (cacing yang memiliki batil isap). Cacing golongan Trematoda ini bisa berkembang biak dalam tubuh manusia. Cacing ini berbentuk seperti daun, hidup dan berkembang pada usus manusia. Oleh karena itu, hindari makan tutut dalam keadaan mentah-mentah. Ada beberapa kelompok masyarakat yang memakannya secara mentah dengan kombinasi disiram dengan wine (anggur). Hal ini sangat tidak disarankan, karena akan menyebabkan cacingan.
Untuk mencegah hal ini, sebaiknya tutut dimasak sampai matang betul. Baru kita bisa aman memakannya.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.