Kali ini tulisan saya terinspirasi “pisuhan teman saya” dan pengalaman
saya dulu pernah sebagai kernet truk tronton. Dalam perjalanan tersebut
saya banyak belajar tentang truk. Entah mengapa kok banyak ya yang gak
suka dengan kehadiran kendaraan besar ini. Dibilang pembawa kemacetan
lah, jalannya pelan lah, menghalangi jalan lah, sukanya berada di jalur
kanan lah, entah apa lagi sumpah serapah pemakai jalan lain.
Pingin menangis saya kalau mendengar teman saya menyumpahi kendaraan - kendaraan tersebut. Bukan apa - apa, cobalah ditelaah lebih jauh betapa sulitnya kehidupan mereka ini (sopir-sopir truk).
1. Mobil mereka panas, dibawah pantat mereka ada mesin dan tidak ada AC gan.
2. Berbeda dengan hidup karyawan atau pengusaha yang teratur, mereka jarang pulang ke rumah. Buat mereka lebih baik tidak ketemu anak daripada tidak bisa memberi makan anak.
3. Mereka sering di jalur kanan, karena kendaraan besar sulit bermanuver ketimbang kendaraan kecil. Dan di lajur kiri itu sering ada mobil angkutan yang menurunkan penumpang, belum lagi sepeda motor.
4. Bukannya tidak mau mengalah, tetapi untuk bermanuver sangat sulit. Sering sekali kita tidak mau mengalah kepada kendaraan besar yang ingin berbelok, padahal belok itu suuusaaaah lho. Coba deh sekali - sekali naik truk.
5. Banyak pungli. Yah kalo ini mah semua orang juga tau dah, dari mulai yang berseragam sampai preman jalanan. Jancok kabeh…!!!
6. Hidup mereka tidak teratur, mereka kudu tidur dan menunggu antrian berjam-jam lamanya. Baik itu antrian muat maupun untuk bongkar di tujuan. Kesabaran mereka melebihi uang yang mereka dapatkan.
7. Mengapa mereka berjalan pelan di tol? Bukan karena powernya kurang, tetapi ban mereka tidak tahan terhadap panas. Ban mereka bukan ban super canggih, ban mereka kadang kala hanya vulkanisiran. Makanya banyak kasus ban pecah di tol.
Maka dari itu saya mengajak semua untuk memberikan sedikit empati kepada mereka. Mereka juga manusia biasa yang punya emosi, punya keluarga yang harus dinafkahi, dan ingin dihargai juga sesama pemakai jalan. Pernahkah terpikir bahwa barang yang mereka bawa adalah untuk kita juga, contoh :
1. Aqua galon, bagaimana kalau stok aqua di warung habis gara - gara truk yang membawanya pecah ban?
2. Beton pembuat jalan layang (truck beton dipastikan superlelet), bagaimana kita bisa merasakan fly over kalau betonnya tidak dibawa sama truk ini?
3. Motor. Bagaimana kalau truk yang membawa motor ini terlambat datangnya, so pasti kamu tidak bisa mejeng sama pacar kan?
4. Dan sebagainya...
Hehe.. lucu juga kan kalau kita menyumpahi pembawa barang yang kita sangat memerlukan barang tersebut? Masak iya ada truk tronton dan trailer berkeliaran cuma iseng - iseng dan nampang?
Pingin menangis saya kalau mendengar teman saya menyumpahi kendaraan - kendaraan tersebut. Bukan apa - apa, cobalah ditelaah lebih jauh betapa sulitnya kehidupan mereka ini (sopir-sopir truk).
1. Mobil mereka panas, dibawah pantat mereka ada mesin dan tidak ada AC gan.
2. Berbeda dengan hidup karyawan atau pengusaha yang teratur, mereka jarang pulang ke rumah. Buat mereka lebih baik tidak ketemu anak daripada tidak bisa memberi makan anak.
3. Mereka sering di jalur kanan, karena kendaraan besar sulit bermanuver ketimbang kendaraan kecil. Dan di lajur kiri itu sering ada mobil angkutan yang menurunkan penumpang, belum lagi sepeda motor.
4. Bukannya tidak mau mengalah, tetapi untuk bermanuver sangat sulit. Sering sekali kita tidak mau mengalah kepada kendaraan besar yang ingin berbelok, padahal belok itu suuusaaaah lho. Coba deh sekali - sekali naik truk.
5. Banyak pungli. Yah kalo ini mah semua orang juga tau dah, dari mulai yang berseragam sampai preman jalanan. Jancok kabeh…!!!
6. Hidup mereka tidak teratur, mereka kudu tidur dan menunggu antrian berjam-jam lamanya. Baik itu antrian muat maupun untuk bongkar di tujuan. Kesabaran mereka melebihi uang yang mereka dapatkan.
7. Mengapa mereka berjalan pelan di tol? Bukan karena powernya kurang, tetapi ban mereka tidak tahan terhadap panas. Ban mereka bukan ban super canggih, ban mereka kadang kala hanya vulkanisiran. Makanya banyak kasus ban pecah di tol.
Maka dari itu saya mengajak semua untuk memberikan sedikit empati kepada mereka. Mereka juga manusia biasa yang punya emosi, punya keluarga yang harus dinafkahi, dan ingin dihargai juga sesama pemakai jalan. Pernahkah terpikir bahwa barang yang mereka bawa adalah untuk kita juga, contoh :
1. Aqua galon, bagaimana kalau stok aqua di warung habis gara - gara truk yang membawanya pecah ban?
2. Beton pembuat jalan layang (truck beton dipastikan superlelet), bagaimana kita bisa merasakan fly over kalau betonnya tidak dibawa sama truk ini?
3. Motor. Bagaimana kalau truk yang membawa motor ini terlambat datangnya, so pasti kamu tidak bisa mejeng sama pacar kan?
4. Dan sebagainya...
Hehe.. lucu juga kan kalau kita menyumpahi pembawa barang yang kita sangat memerlukan barang tersebut? Masak iya ada truk tronton dan trailer berkeliaran cuma iseng - iseng dan nampang?
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.