Isi volume danau kawah sebesar itu merupakan sumbatan bagi keluarnya lava atau magma dan awan panas dari dalam. Gunung Kelud tidak seperti gunung yang lain, bila akan meletus tidak mengeluarkan awan panas terlebih dahulu. Gejalanya dapat diamati melalui suhu danau, kandungan CO2, gas belerang dan warna danau yang ada. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, Gunung Kelud akan meletus secara alami bila sudah terkumpul energi endogen cukup besar sehingga energi alam tersebut mampu menembus atau melontarkan material yang menutupi. Konsekuensinya secara tiba-tiba dapat terjadi ledakan dahsyat dan bisa menimbulkan bahaya bagi penduduk di sekitarnya.
Tidak seperti Gunung Merapi di Yogyakarta yang memiliki lava dome, magma akan keluar langsung tanpa hambatan dengan energi dari dalam yang tidak terkonsentrasi sangat besar.
Yang paling ditakuti, Merapi lebih dahulu mengeluarkan awan panasnya atau wedus gembel. Dapat disimpulkan bahwa Gunung Kelud akan lebih berbahaya di bandingkan Gunung Merapi. Kondisi Kelud berdasar data-data pengamatan pos Kelud di Kediri saat ini, telah terjadi peningkatan aktivitas berupa kenaikan suhu air danau dari semula rata-rata 33oC menjadi 37oC hingga 38,5oC. Kandungan CO2 514 ton per hari, terjadi gempa vulkan dan tremor yang terus menerus.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.